Saat semester delapan lalu,
jurusanku sudah tidak ada perkuliahan lagi, hanya ada beberapa mahasiswa yang
masih mengulang mata kuliah perbaikan. Selama satu semester itu, benar-benar dihabiskan untuk
persiapan sidang komprehensif yang benar-benar gila-gilaan dan juga dihabiskan
dengan pengerjaan tugas akhir alias skripsi. Saat itu sudah mulai banyak
teman-teman seangkatanku yang internship alias magang. Ada yang magang
di Kantor Akuntan Publik (KAP) jadi junior auditor, ada yang magang jadi staf
akunting di perusahaan mulai dari perusahaan start up sampai ke perusahaan
BUMN. Sedangkan aku? Aku pengangguran 😊
Saat itu, pilihannya ada dua:
fokus mengerjakan skripsi tetapi tidak memiliki pengalaman, atau mencari
pengalaman lewat magang tapi skripsi tertunda. Karena, realitanya, akan sangat
sulit membagi waktu antara magang dan skripsian. Ku yang murni skripsian aja
rasanya itu penelitian gak selesai-selesai, apalagi sambil magang. Mungkin bagi
mereka yang bagus time management-nya hal itu bukan masalah. Tapi buat
aku yang kebanyakan rebahan ini kayaknya bakal susah.
Akhir Juni lalu, skripsiku sudah
90% selesai, hanya tinggal finishing dan revisi layout dan
lampiran-lampiran. Lalu ku dapat info Job Fair di Metropolitan Mall,
dari broadcast yang aku dapat banyak banget perusahaan yang akan ikut di
acara itu. Lalu tiba-tiba ku kepikiran buat ikutan, karena lama-lama gabut juga
bete ya, dan skripsiku juga ga ada kemajuan yang gimana-gimana :’). Akhirnya ku
memutuskan buat ikut. Langsung lah buat surat lamaran, CV yang serius (karena
sebelumnya bikin CV polosan doang pake template gratisan di Ms. Word
wkwk), dan mulai scan data-data yang dirasakan akan perlu buat lamaran. Karena
sudah punya file CV dan lamaran, ku iseng-iseng buka Jobstreet, merapikan
profil, unggah CV, ganti foto, ngerjain tes JELA (ujian Bahasa Inggris di
Jobstreet), dan lain-lain. Lalu ku apply di sekitar 40 perusahaan dong, asal
apply-apply aja gak liat persyaratan wkwk, apply yang internship, yang
untuk freshgrad, bahkan yang butuh pengalaman minimal 2 tahun aja aku
apply dong. Karena ya niatnya memang iseng dan gosok-gosok berhadiah.
Selang 3 hari, aku dapat telpon
dari nomor tidak dikenal. Ternyata dari HRD salah satu perusahaan yang aku
lamar. Aku mendapat panggilan interview untuk posisi internship di
bagian staf akuntansi spesialisasi account payable (A/P). Di telpon itu
aku ditanya banyak hal, salah satunya diminta buat menjelaskan apa yang ku
ketahui tentang A/P, PPh pasal 23, PPh pasal 4 ayat 2, dan soal VAT
masukan dan VAT keluaran. Gelagapan dong aqu 😊 Orang lagi rebahan sore-sore terus tiba-tiba
ditanya begituan huhu. Setelah kesepakatan jadwal, akhirnya aku diemail alamat
lengkap perusahaan, jobdesk, dan persyaratan berkas yang harus aku bawa. Jarak dari waktu telpon ke hari H interview hanya selang satu hari, jadi waktu
persiapanku benar-benar mepet dan terbatas.
Aku mulai cari tahu soal
perusahaan tersebut, cari tahu jalur transportasinya, belajar jobdesk-nya, googling soal tips-tips interview
untuk pemula dan gak lupa minta saran sama orangtua. Saat itu mama bilang, “yakin
gak mau sidang dulu?”. Saat itu ku benar-benar bingung. Disatu sisi ku
ingin lekas sidang, tapi skripsiku mandeg dan aku belum siap, tapi disatu sisi interview
ini akan jadi kesempatan berharga buat aku. Long story short, sampailah
aku di hari H. Dari Ciputat ke lokasi tidak terlalu jauh, naik ojek online hanya
sekitar Rp. 13000,-an dan kalau pulang bisa naik Transjakarta 1 kali transit.
Aku interview jam 10, jam 9 ku sudah sampai. Lebih baik datang terlalu cepat dibanding
telat, kan? Tapi akhirnya aku bingung mau tunggu dimana 😊.
Karena posisinya kantornya itu menyatu sama bagian produksinya, jadi di bawah
bagian produksi, dan di atas back office-nya. Akhirnya ku hanya luntang
lantung di depan sampai jam 9.40. Jam 9.40 ku masuk ke kantor dan diminta
tunggu di lobi. Jam 10 teng langsung masuk ke ruang meeting perusahaan tersebut, dan langsung bertemu dengan bagian HRD dan user yang akan jadi atasanku jika aku diterima magang di sana.
Salting. Itu yang paling aku
takut saat itu. Saat masuk ke ruangan, ku langsung bilang selamat pagi sambil menjabat
tangan mba-mba HRD dan user-nya sambil menatap mata dan sedikit
menggoyangkan tangan saat menjabat (katanya itu bisa memberikan kesan kalau
kita orang yang berani dan percaya diri), meski ku sangat tidak terbiasa
menatap orang yang baru ku kenal. Ku langsung diminta untuk memperkenalkan diri
pakai Bahasa Inggris. Hayolo. Ku sama sekali gak persiapan soal hal ini. Jadi
ku benar-benar memperkenalkan diriku seadanya, nama, alamat, usia, latar
belakang pendidikan dengan terbata-bata. Saat itu baru ku merasa menyesal dan
malu dengan kemampuan Bahasa Inggrisku yang cetek (: Lalu mba-mba HRDnya mulai
menanyakan macam-macam dengan Bahasa Inggris, perihal anggota keluarga, jadwal
bimbingan skripsi, perkiraan sidang, dan perkiraan wisuda. Dan yang paling
membuatku gelagapan adalah saat diminta menjelaskan overview skripsi
dengan Bahasa Inggris heheheh. Pakai Bahasa Indonesia aja susah apalagi pakai
Bahasa Inggris (: Karena sepertinya mba user-nya kasian sama aku yang
ngos-ngosan interview pake Bahasa Inggris, aku langsung diinterview tentang knowledge
perakuntansiannya dan alhamdulillah pakai Bahasa Indonesia. Saat itu ku
benar-benar dikupas habis-habisan soal ayat jurnal yang berkaitan dengan account
payable plus diminta mengaitkan dengan perlakuan pajaknya. Aku juga diminta
menjelaskan PPh pasal 23 dan PPh pasal 4 ayat 2 sejelas-jelasnya lengkap dengan
tarif pada masing-masing jenis penghasilannya. Alhamdulillahnya, yang aku
pelajari semalam sebelumnya benar-benar ditanyakan semua. Dan saat itu ku baru
menyadari manfaat dari sidang komprehensif yang selama ini aku anggap useless
dan hanya formalitas ternyata benar-benar melatih aku buat bagaimana
menjawab setiap pertanyaan dengan lugas—dengan sambil terus memandang lawan
bicara selama menjelaskan, karena kesannya materi tersebut sudah berada di luar
kepala tanpa harus hamm hemm mengingat-ingat materi sambil lirik kanan kiri.
Aku diinterview sekitar 40 menit.
Dan setelah interview aku dijelaskan mengenai peraturan perusahaan terkait jam
kerja, pakaian, jatah cuti, gaji, alur perizinan dan lain-lainnya. Dan aku
hanya boleh cuti 1 kali dalam sebulan, sedangkan kontrak internship-ku
disana selama 6 bulan. Saat itu ku mulai dilema. Nasib skripsiku gimana? ☹
sedangkan untuk persiapan sidang dan daftar wisuda membutuhkan waktu yang cukup
lama. Kalau aku hanya boleh cuti 1 kali dalam sebulan, bisa-bisa sidangku dipending
satu semester sampai selesai magang. Tidaaaak.
Beberapa hari kemudian, aku
ditelpon kembali oleh HRD. Aku dikabari kalau aku tidak diterima pada posisi account
payable, tapi aku diminta interview ulang untuk melamar pada bagian admin
pajak akan tetapi bukan di perusahaan tersebut, tapi di perusahaan induknya yang berkantor di salah satu tower mewah di Lebak Bulus. Kemudian aku kembali
dilema. Aku berpikir aku sudah memiliki pengalaman interview kemarin, jadi aku
bisa memperbaiki apa yang minus saat interview lalu khususnya dalam hal Bahasa
Inggris. Ditambah akan keren banget kalau ku bisa merasakan kerja disana huhu.
Btw, PT-nya ini adalah cabang dari perusahaan yang berpusat di Jerman, jadi
wajar kalau skill Bahasa Inggris akan sangat dibutuhkan banget. Kemudian
ku diberi jadwal interview yang kedua. Dan dengan segala pertimbangan dan saran
dari orangtua dan teman terdekatku, akhirnya aku memutuskan untuk memilih fokus
pada skripsi untuk sidang secepatnya dan melepas kesempatan itu. Bye-bye Rob*rt
Bos*h.
Dalam hidup, akan selalu ada opportunity
cost-nya alias sesuatu yang harus dikorbankan. Dan aku, mengorbankan
kesempatanku untuk magang demi menyelesaikan studi terlebih dahulu. Lol.
Masalah seperti ini sering ku temui saat belajar Ekonomi kelas 10, dan sekarang
aku mengalami sendiri. Dan alhamdulillah, awal Juli skripsiku sudah di-acc
dosen pembimbing, dan bisa melaksanakan sidang pada akhir Juli. Jika saat itu
aku memilih untuk tetap magang, mungkin saat ini aku belum lulus kuliah hehe.
Setiap orang memiliki pilihan
hidup dan prioritas yang berbeda-beda. Dan mungkin, pilihanku untuk melepas
kesempatan magang dan memilih fokus pada skripsi adalah hal yang tepat. Karena,
pasti kelak Allah akan mengganti kesempatan tersebut dengan yang lebih baik.
- September 04, 2019
- 1 Comments