Kemelut Memaafkan
Juni 24, 2019
Semua orang pasti pernah merasa dikecewakan,
dikhianati, dibohongi, dan hal-hal lainnya yang menciptakan luka di hati. Luka
yang mungkin akan selalu menganga dan tidak kunjung kering, bahkan ketika waktu
sudah bergulir cukup lama.
Katanya, waktu bisa menyembunyikan luka.
Nyatanya, yang dapat memilih untuk menyembuhkan
luka atau tidak adalah hati kita sendiri. Pun juga perihal memaafkan, hati kita
dapat memilih untuk memaafkan atau tidak memaafkan. Tidak ada pemaksaan di
dalamnya. Akan tetapi, orang yang menyakiti wajib meminta maaf kepada subjek
yang telah ia dzolimi, karena bagaimanapun, ia telah lancang menyakiti hati
yang selalu kita jaga agar bersih dari penyakit, baik disakiti secara sengaja,
maupun tidak disengaja.
Katanya, Allah saja Maha Pemaaf, masa
hamba-Nya mau memaafkan saja susah. Dan dia lupa, padahal Allah itu Maha Segalanya,
berbeda dengan manusia yang ada batasnya.
Akan tetapi, dengan terus-terusan menahan untuk
memberi ampun, luka itu akan terus-menerus hidup, mengkoyak, tumbuh dan berkelakar
hingga berubah menjadi doa-doa yang tidak baik bagi si pembuat kesalahan. Tentu
hal tersebut tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik, bukan? Karena tanpa
sadar, kita telah berubah menjadi sosok pendendam.
Tips jitu melupakan adalah dengan tidak
berusaha melupakan. Karena, semakin kita berusaha melupakan, otak kita akan
semakin kuat memutar kenangan buruk tersebut. Biarkan hal tersebut mengalir
diiringi rasa ikhlas. Karena bagaimanapun, kita tidak hidup untuk masa lalu. Kita
memiliki masa depan tidak perduli sekelam apa masa lalu yang pernah kita alami.
Berdamai dengan masa lalu adalah perbuatan yang
heroik. Karena bagaimanapun, mengikhlaskan rasa sakit itu sama sulitnya dengan
berusaha melupakannya. Terlebih, jika yang dihancurkan adalah kesempatan kedua
yang sudah susah payah kita berikan. Karena bagaimanapun, hati kita hanyalah hati
manusia.
Akan tetapi, masa depan harus selalu kita
hadapi. Tentunya tanpa kehadiran hantu masa lalu di sudut pikir kita. Mulailah kembali
menata hidup dan masa depan. Mulailah berdamai dengan masa lalu tersebut. Jika
kita tidak cukup kuat untuk memaafkan, berikanlah doa-doa yang baik agar dia
tidak merasakan luka yang kamu rasa, doakan agar dia diberikan usia yang
panjang agar dia dapat melihatmu berkembang dan melesat sampai ia sadar telah
menyakiti orang yang salah, dan jika kita terlalu kuat dan mampu untuk
memaafkan, jadikan pelajaran bagi diri kita sendiri untuk tidak menyakiti orang
lain. Jaga dan perlakukan orang yang telah menyakiti kita sebaik mungkin agar
semuanya dapat menjalani hidup ke arah yang lebih baik.
0 komentar