Serba-Serbi Mencari Kerja Part I: Saat Pra Sidang

September 04, 2019



Saat semester delapan lalu, jurusanku sudah tidak ada perkuliahan lagi, hanya ada beberapa mahasiswa yang masih mengulang mata kuliah perbaikan. Selama satu semester itu, benar-benar dihabiskan untuk persiapan sidang komprehensif yang benar-benar gila-gilaan dan juga dihabiskan dengan pengerjaan tugas akhir alias skripsi. Saat itu sudah mulai banyak teman-teman seangkatanku yang internship alias magang. Ada yang magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) jadi junior auditor, ada yang magang jadi staf akunting di perusahaan mulai dari perusahaan start up sampai ke perusahaan BUMN. Sedangkan aku? Aku pengangguran 😊

Saat itu, pilihannya ada dua: fokus mengerjakan skripsi tetapi tidak memiliki pengalaman, atau mencari pengalaman lewat magang tapi skripsi tertunda. Karena, realitanya, akan sangat sulit membagi waktu antara magang dan skripsian. Ku yang murni skripsian aja rasanya itu penelitian gak selesai-selesai, apalagi sambil magang. Mungkin bagi mereka yang bagus time management-nya hal itu bukan masalah. Tapi buat aku yang kebanyakan rebahan ini kayaknya bakal susah.

Akhir Juni lalu, skripsiku sudah 90% selesai, hanya tinggal finishing dan revisi layout dan lampiran-lampiran. Lalu ku dapat info Job Fair di Metropolitan Mall, dari broadcast yang aku dapat banyak banget perusahaan yang akan ikut di acara itu. Lalu tiba-tiba ku kepikiran buat ikutan, karena lama-lama gabut juga bete ya, dan skripsiku juga ga ada kemajuan yang gimana-gimana :’). Akhirnya ku memutuskan buat ikut. Langsung lah buat surat lamaran, CV yang serius (karena sebelumnya bikin CV polosan doang pake template gratisan di Ms. Word wkwk), dan mulai scan data-data yang dirasakan akan perlu buat lamaran. Karena sudah punya file CV dan lamaran, ku iseng-iseng buka Jobstreet, merapikan profil, unggah CV, ganti foto, ngerjain tes JELA (ujian Bahasa Inggris di Jobstreet), dan lain-lain. Lalu ku apply di sekitar 40 perusahaan dong, asal apply-apply aja gak liat persyaratan wkwk, apply yang internship, yang untuk freshgrad, bahkan yang butuh pengalaman minimal 2 tahun aja aku apply dong. Karena ya niatnya memang iseng dan gosok-gosok berhadiah.

Selang 3 hari, aku dapat telpon dari nomor tidak dikenal. Ternyata dari HRD salah satu perusahaan yang aku lamar. Aku mendapat panggilan interview untuk posisi internship di bagian staf akuntansi spesialisasi account payable (A/P). Di telpon itu aku ditanya banyak hal, salah satunya diminta buat menjelaskan apa yang ku ketahui tentang A/P, PPh pasal 23, PPh pasal 4 ayat 2, dan soal VAT masukan dan VAT keluaran. Gelagapan dong aqu 😊 Orang lagi rebahan sore-sore terus tiba-tiba ditanya begituan huhu. Setelah kesepakatan jadwal, akhirnya aku diemail alamat lengkap perusahaan, jobdesk, dan persyaratan berkas yang harus aku bawa. Jarak dari waktu telpon ke hari H interview hanya selang satu hari, jadi waktu persiapanku benar-benar mepet dan terbatas.

Aku mulai cari tahu soal perusahaan tersebut, cari tahu jalur transportasinya, belajar jobdesk-nya,  googling soal tips-tips interview untuk pemula dan gak lupa minta saran sama orangtua. Saat itu mama bilang, “yakin gak mau sidang dulu?”. Saat itu ku benar-benar bingung. Disatu sisi ku ingin lekas sidang, tapi skripsiku mandeg dan aku belum siap, tapi disatu sisi interview ini akan jadi kesempatan berharga buat aku. Long story short, sampailah aku di hari H. Dari Ciputat ke lokasi tidak terlalu jauh, naik ojek online hanya sekitar Rp. 13000,-an dan kalau pulang bisa naik Transjakarta 1 kali transit. Aku interview jam 10, jam 9 ku sudah sampai. Lebih baik datang terlalu cepat dibanding telat, kan? Tapi akhirnya aku bingung mau tunggu dimana 😊. Karena posisinya kantornya itu menyatu sama bagian produksinya, jadi di bawah bagian produksi, dan di atas back office-nya. Akhirnya ku hanya luntang lantung di depan sampai jam 9.40. Jam 9.40 ku masuk ke kantor dan diminta tunggu di lobi. Jam 10 teng langsung masuk ke ruang meeting perusahaan tersebut, dan langsung bertemu dengan bagian HRD dan user yang akan jadi atasanku jika aku diterima magang di sana.

Salting. Itu yang paling aku takut saat itu. Saat masuk ke ruangan, ku langsung bilang selamat pagi sambil menjabat tangan mba-mba HRD dan user-nya sambil menatap mata dan sedikit menggoyangkan tangan saat menjabat (katanya itu bisa memberikan kesan kalau kita orang yang berani dan percaya diri), meski ku sangat tidak terbiasa menatap orang yang baru ku kenal. Ku langsung diminta untuk memperkenalkan diri pakai Bahasa Inggris. Hayolo. Ku sama sekali gak persiapan soal hal ini. Jadi ku benar-benar memperkenalkan diriku seadanya, nama, alamat, usia, latar belakang pendidikan dengan terbata-bata. Saat itu baru ku merasa menyesal dan malu dengan kemampuan Bahasa Inggrisku yang cetek (: Lalu mba-mba HRDnya mulai menanyakan macam-macam dengan Bahasa Inggris, perihal anggota keluarga, jadwal bimbingan skripsi, perkiraan sidang, dan perkiraan wisuda. Dan yang paling membuatku gelagapan adalah saat diminta menjelaskan overview skripsi dengan Bahasa Inggris heheheh. Pakai Bahasa Indonesia aja susah apalagi pakai Bahasa Inggris (: Karena sepertinya mba user-nya kasian sama aku yang ngos-ngosan interview pake Bahasa Inggris, aku langsung diinterview tentang knowledge perakuntansiannya dan alhamdulillah pakai Bahasa Indonesia. Saat itu ku benar-benar dikupas habis-habisan soal ayat jurnal yang berkaitan dengan account payable plus diminta mengaitkan dengan perlakuan pajaknya. Aku juga diminta menjelaskan PPh pasal 23 dan PPh pasal 4 ayat 2 sejelas-jelasnya lengkap dengan tarif pada masing-masing jenis penghasilannya. Alhamdulillahnya, yang aku pelajari semalam sebelumnya benar-benar ditanyakan semua. Dan saat itu ku baru menyadari manfaat dari sidang komprehensif yang selama ini aku anggap useless dan hanya formalitas ternyata benar-benar melatih aku buat bagaimana menjawab setiap pertanyaan dengan lugas—dengan sambil terus memandang lawan bicara selama menjelaskan, karena kesannya materi tersebut sudah berada di luar kepala tanpa harus hamm hemm mengingat-ingat materi sambil lirik kanan kiri.

Aku diinterview sekitar 40 menit. Dan setelah interview aku dijelaskan mengenai peraturan perusahaan terkait jam kerja, pakaian, jatah cuti, gaji, alur perizinan dan lain-lainnya. Dan aku hanya boleh cuti 1 kali dalam sebulan, sedangkan kontrak internship-ku disana selama 6 bulan. Saat itu ku mulai dilema. Nasib skripsiku gimana? sedangkan untuk persiapan sidang dan daftar wisuda membutuhkan waktu yang cukup lama. Kalau aku hanya boleh cuti 1 kali dalam sebulan, bisa-bisa sidangku dipending satu semester sampai selesai magang. Tidaaaak.

Beberapa hari kemudian, aku ditelpon kembali oleh HRD. Aku dikabari kalau aku tidak diterima pada posisi account payable, tapi aku diminta interview ulang untuk melamar pada bagian admin pajak akan tetapi bukan di perusahaan tersebut, tapi di perusahaan induknya yang berkantor di salah satu tower mewah di Lebak Bulus. Kemudian aku kembali dilema. Aku berpikir aku sudah memiliki pengalaman interview kemarin, jadi aku bisa memperbaiki apa yang minus saat interview lalu khususnya dalam hal Bahasa Inggris. Ditambah akan keren banget kalau ku bisa merasakan kerja disana huhu. Btw, PT-nya ini adalah cabang dari perusahaan yang berpusat di Jerman, jadi wajar kalau skill Bahasa Inggris akan sangat dibutuhkan banget. Kemudian ku diberi jadwal interview yang kedua. Dan dengan segala pertimbangan dan saran dari orangtua dan teman terdekatku, akhirnya aku memutuskan untuk memilih fokus pada skripsi untuk sidang secepatnya dan melepas kesempatan itu. Bye-bye Rob*rt Bos*h.

Dalam hidup, akan selalu ada opportunity cost-nya alias sesuatu yang harus dikorbankan. Dan aku, mengorbankan kesempatanku untuk magang demi menyelesaikan studi terlebih dahulu. Lol. Masalah seperti ini sering ku temui saat belajar Ekonomi kelas 10, dan sekarang aku mengalami sendiri. Dan alhamdulillah, awal Juli skripsiku sudah di-acc dosen pembimbing, dan bisa melaksanakan sidang pada akhir Juli. Jika saat itu aku memilih untuk tetap magang, mungkin saat ini aku belum lulus kuliah hehe.

Setiap orang memiliki pilihan hidup dan prioritas yang berbeda-beda. Dan mungkin, pilihanku untuk melepas kesempatan magang dan memilih fokus pada skripsi adalah hal yang tepat. Karena, pasti kelak Allah akan mengganti kesempatan tersebut dengan yang lebih baik.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Hai annisa, sorry komen di sini. Ini yg kmrn kirim illuminae n gemina. Ak cek resi kok alamat tidak ditemukan ya. Hpnya ga bisa dihubungi ya? IGnya juga ga bisa.

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images