Menjebak Diri Sendiri dalam Dunia Postcrossing
April 03, 2020
Sejak kecil, aku sering
penasaran sama temen-temen yang bisa kirim-kirim surat ke majalah Bobo dan punya
sahabat pena. Gimana caranya, ya? Pasti seru berkirim surat kepada teman yang
jauh di sana.
Pertama kalinya aku
mengirim surat lewat kantor pos adalah saat menjelang kelulusan kelas 6 SD. Mengirim surat
kepada teman sekelas yang pindah ke Pekalongan, ditulis bersama-sama dan
diantar ke kantor pos bersama-sama. Dan semenjak saat itu, aku tidak pernah
mengirim surat lewat kantor pos lagi. Mau ngapain juga? Jarak sejauh apapun,
kalau ada butuh tinggal colek lewat smartphone, clear. Gak perlu ribet-ribet
tulis tangan, masukin amplop, beli perangko dan ke kantor pos. Dan gak perlu
nunggu lama-lama dan harap-harap cemas takut suratnya gak sampai.
Beberapa kali aku pernah
liat akun Instagram orang-orang yang masih rajin berkirim surat baik ke dalam
maupun luar negeri. Penasaran dong gimana caranya. Tapi hanya sebatas penasaran
omong kosong tanpa cari tahu lebih, hhh dasar gadis pemalas.
Hingga pada suatu siang
yang penuh kegabutan di kantor, ku sedang baca-baca Quora, dan menemukan jawaban
dari pertanyaan “Website yang paling unik dan keren?”. Dan aku menemukan jawaban
orang yang merekomendasikan suatu situs postcrossing yaitu www.postcrossing.com. Dengan modal kepo
dan gabut yang tinggi, ku langsung kepoin websitenya dan langsung buat akun
disana hehe.
Dan emang dasar anaknya
kepoan tanpa mikir panjang, aku langsung klik Request an Address, eh taunya
kalau udah klik itu, kita akan dikasih alamat member postcrossing secara random
untuk kita kirimi postcard. Dan mau gak mau harus kita kirim (: Panik dong wkwk,
zaman sekarang nyari kartu pos di mana coba? Setelah cari tau di beberapa blog
para postcrosser, katanya Periplus, Books and Beyond, dan Gramedia jual. Berhubung
dari tempat kerja ke Pasific Place tinggal melipir, ku langsung pergi ke ke
Books and Beyond dan ternyata udah gak jual, nanya postcard malah ditawarin post
it wkwk (“:. Mau ke Gramedia, males banget takut malah jajan yang lain-lain, dan
belum tentu juga Gramedia masih jual kartu pos. Akhirnya besoknya ku DM instagram
Gramedia Metmall Cileungsi wkwk, kalau misal ada ku mau mampir dulu pas pulang
kerja, ternyata mereka udah gak jual juga. Terus ku juga DM instagram Periplus
Plaza Senayan sama Kinokuniya Plaza Senayan, dan ternyata di Periplus gak ada
tapi alhamdulillah mimin Kinokuniya ngebales ada dong!! Huhu seneng akhirnya
nemu yang masih jual. Tapi rencana hanya tinggal rencana karena keburu harus
WFH dan gak bisa ke Jakarta dulu hiks. Putus harapan dan patah semangat mencari
postcard, akhirnya ku memilih opsi pamungkas: beli kartu pos secara daring. Dan
seneng banget, masih banyak yang jual kartu pos di marketplace dengan design
yang cantik-cantik. Aku beli beberapa yang seri makanan dan minuman tradisional
Indonesia, Peta Indonesia dan yang gambar badak becula satu.
Okedeh, kartu pos udah
dapat, tinggal perangkonya. Disini, aku nitip belinya, jadi gak ngalamin
langsung kejadian ditanyain dengan skeptis sama petugas posnya “perangko apa
materai?” wkwk, saking jarangnya yang masih pakai perangko (“:.
Perangko punya, kartu pos
punya, langsung deh diisi deh kartu posnya. Oh iya, aku juga dapat kenalan
orang Indonesia yang mau penpalan, jadi sekalian ku buat surat juga buat dia. Ini
penampakan kartu pos dan surat yang aku kirim:
Dan suratnya udah
diterima temenku di Jakarta kemarin hihi! Seneng. Sayangnya surat yang dia
kirim belum ku terima ☹
Ah iya, aku juga punya
beberapa kenalan baru dari instagram yang juga minat penpalan, ada yang dari
Turki, Meksiko sama US. Cuma karna kondisi lagi gak kondusif buat ke luar rumah
dan kirim surat, jadi untuk sementara kita email-emailan dulu. Dan ternyata
seru, ya ): huhu kemana saja aku T____T Jadi bisa belajar budaya negara lain,
memperkenalkan budaya Indonesia, belajar bahasa Inggris dan nambah temen baru.
Gak sabar buat nerima surat pertamaku dan kartu pos dari luar!! Pak pos cepatlah datang!
0 komentar